JellyMuffin.com - The place for profile layouts, flash generators, glitter graphics, backgrounds and codes
25 April 2008

Cerita Panas Seribu Satu Malam  

0 komentar

Saat itu ulang-tahun gue yang ke 28. Cewek gue cakep,
badannya pendek, kecil, pinggangnya langsing,
pantatnya nonggeng, ukuran toketnya gede buat badannya
yang kecil itu. Rambutnya hitam rada ikal, kulitnya
putih dan hidungnya mancung. Umurnya kalo nggak salah
22 waktu itu.

Dia ngajak gue keluar makan, tempatnya rahasia
katanya, spesial surprise buat gue. Gue nurut aje,
pengen tau apa surprisenya. Yang jelas Jasmine, cewek
gue itu, dandan ekstra spesial, tapi nggak menor. Dan
parfumnya samar-samar merangsang.

Ternyata dia pesen kamar di hotel. Bukan hotel mewah,
tapi bukan motel kelas kambing juga. Kamarnya udah
didekor a la Timur Tengah, banyak bantal2 bertebaran
di karpetnya, oiya dia mesennya suite, jadi agak gede
dan ada ruang tamunya. Ada meja rendah juga, ada
wangi2an khas Timur Tengah, dan ada musik khas daerah
situ juga.

„Wah, spesial amat ini, say“, kata gue terheran-heran.
„Bener2 gak disangka lho, kapan elo menghias ini
semua?“
Jasmine cuma senyum-senyum aja. „Udah, santai aja….
Sini, dibuka jaketnya yah, kamu ini rapi2 amat….“ Lalu
dibawanya jaket gue itu ke lemari. Sepatu gue
menyusul. Dan gak lama kemudian kita udah duduk
nyantai, gaya lesehan, di bantal2 itu.
Jasmine nuang red wine buat gue, udah disiapin juga
sebelum kita masuk rupanya. Suasananya tambah intim,
sesekali kita ciuman, dan Jasmine mengelus2 lenganku
yang kekar.

Gak lama kemudian pintu diketok. Gue baru mau bangun
membukanya, tapi dicegah Jasmine.
„Kamu duduk aja disitu“, katanya, „Biar aku yang
buka“.
Ternyata room service. Wah ekstra spesial juga nih,
pikirku..
Menunya campuran antara makanan Asia dan Timur Tengah.
Gue nggak tau namanya apa, tapi enak juga.. Ada daging
kambing, ayam, nasi, dan banyak lauk pauk di cawan
kecil, dan ada roti juga. Penutupnya semacam kue
manis.

Sebelum duduk makan, Jasmine mengunci pintu baik2, dan
menghilang ke kamar mandi. „Aku ganti dulu ya, biar
nggak panas“, katanya dari dalam situ.
„Apanya yang panas?“, gue terheran2.
„Ah pokoknya elo santai aja“ jawabnya disambung
cekikikan.

Wah begitu dia keluar, udah pake kostum lho. Kaya
gadis2 di harem jaman dulu kali ya. Rambutnya dihias
semacam rantai koin emas, tetap tergerai seksi. Di
telinganya dipasang anting2 lingkaran2 agak panjang
bergoyang2, di lehernya juga berkalung emas kira2
tiga-empat kalung. Trus Jasmine cuma pake beha dan
celana dalem, tapi ini juga spesial. Behanya warna
biru muda, dihias mutiara2 palsu dan koin di sepanjang
tali behanya, dan disekelilingnya. Tengahnya hampir
transparan, hingga kelihatan jelas toket dan putting
susunya yang aduhai itu. Behanya seakan nggak muat
menampung semua susunya Jasmine. Gue sampe nelen ludah
saking terpananya. Jasmine juga memakai semacam rok
panjang yang transparan, warna biru muda juga, tipis.
Di pinggangnya melingkar ikat pinggang koin yang
bersusun2. Samar2 kelihatan kakinya yang mulus dan
berlekuk indah. Di pergelangan kaki dan tangannya ada
gelang2 emas dan rantai2 emas yang bergemerincing tiap
kali dia bergerak. "Nah, mari kita makan sekarang,“
katanya dengan senyum manis.

Gue makan rada-rada nggak konsen gara2 si Jasmine yang
seksi itu. Tiap kali tangannya menjulur untuk ngambil
lauk, toketnya otomatis keangkat juga, dan bergoyang
sedikit. Lagian dari duduknya yang ngeleseh itu
keliatan pahanya yang mulus dan bayangan di antara
pahanya. Duh… bikin ereksi aja…
Dengan anjuran Jasmine, kita saling menyuapi. Kadang
dia ngasih aku sepotong daging atau lauk, dan karena
kita makan dengan tangan, rasanya benar2 erotis. Gue
mencoba menyuapinya juga, dan tiap kali Jarmine
menyedot dan menjilati jari2ku. Seksi sekali, dan tiap
kali kontolku bereaksi juga, seakan ikut merasakan
rasanya disedot2 Jasmine.
„Ini aku masak sendiri lho….“katanya sambil menyuapiku
sepotong kentang. „Resepnya rahasia keluarga, dan
bumbu2nya……..“
„Emang enak sekali ini, say,“kataku sambil terus
makan. „Bumbunya enak sekali lho“
„Iya dong… dan kombinasi rempah2 ini bakal bikin
kamu….“ Matanya mengedip nakal,“kuat dan perkasa
sepanjang malam….“
„Hah?“kataku kaget. Bakal panjang malam ini….“Eh, tapi
gue kira room service?“
„Ah… cuma titip di ovennya aja, biar tetep
anget..“jawabnya singkat.

Gue beruntung sekali dapet cewek kaya si Jasmine ini.
Tampangnya imut & innocent, tapi dalam urusan ranjang,
wah… gak ada duanya. Sepongannya maut, ciumannya
bermacam tehnik, dan adegan ranjangnya bikin gue
geleng kepala kadang2. Soalnya gue merasa udah tau
semua gaya main seks, eh si Jasmine masih bisa bikin
gue kagum dengan tehnik2nya. Gak abis2nya surprise
dari cewek satu ini.

Abis makan kenyang, kita cuci tangan di cawan air yang
ada bunga melati dan irisan jeruk lemonnya. Jasmine
ngeringin tanganku dengan handuk kecil.
Gue langsung narik dia dan ngajak ciuman. Udah gak
tahan lagi sih, kita makan santai2 selama kurang lebih
30 menit-an, dan rasanya lamaaaaaa banget karena
terus2an dirangsang dengan suap menyuap dan kostum
transparan si Jasmine.
Langsung gue lahap bibirnya yang merah alami itu,
kukulum2 dan kita sedot menyedot lidah juga. Jasmine
udah mendesah2 erotis. Tapi tiba2 dia mendorong
dadaku.

„Jangan sekarang, aku masih punya hadiah untuk elo,“
katanya sambil tersenyum.
„Ah, apa nggak bisa ditunda?“ gue rada kecewa juga,
udah tegang begini kok..
„Ssh…pokoknya dijamin gak nyesel nanti,“ katanya
sambil menumpuk beberapa bantal di dekat dinding. Lalu
disuruhnya gue nyender disitu. Dia menuang wine lagi
di gelasku, naruh sepiring buah2an, anggur, pisang,
jeruk, dll. Semua meja dan bantal yang lain digeser ke
pinggir, mengosongkan area ruang itu sebisanya. Lalu
ia meremangkan lampu di kamar itu. Lalu dia ke kamar
mandi lagi, keluar2 udah pake secarik kain transparan,
pasangan kostumnya. Kain itu menutup setengah
wajahnya, hingga kini matanya yang indah mempesonaku.

Dengan remote control ia memilih lagu dari CD yang
sedang dipasang. Dan Jasmine mulai menari. Gak nyangka
dapet tontonan tari perut di ulang tahunku ini. Aku
melotot menonton tubuhnya yang indah itu bergoyang2
ditengah ruangan, persis di depan mataku.

Musik mulai dengan lembut, mengalun, seperti suara
seruling. Nadanya panjang mengalun. Jasmine mulai
menggerakkan tangannya, kepalanya bergoyang ke kiri
dan kanan, hiasan di telinganya ikut bergoyang. Lalu
dadanya turun naik, kedepan belakang, toketnya yang
gede itu seperti berputar2 disodor2kan padaku, lalu ia
mulai menggerakkan pinggulnya, naik turun, naik turun,
seirama dengan musik yang masih asing ditelingaku itu.
Gue seperti terhipnotis dengan gerakan2 yang indah
merangsang.

Irama musik makin cepat, diiringi tabuhan semacam
gendang, menurutku. Gue tidak terlalu tahu alat2 musik
daerah Timur Tengah. Tapi yang jelas unik dan enak
didengar, apalagi diikuti goyangan2 Jasmine yang makin
hot. Pinggulnya kini berputar, pertama pelan, dan
makin cepat, naik turun, lalu kaki kanannya maju
kedepan, tangan kirinya naik keatas, lalu pinggul
kanannya itu terhentak2 untuk tontonanku, lalu yang
kiri.

Musik mengalun lebih lembut, dan Jasmine berjalan
berputar2 di depanku. Gaya Arabesque seperti penari
balet. Gerakannya erotis sekali. Matanya menggodaku.
Lalu musik seakan berhenti, tiba2 ia melepas roknya
yang tipis itu, dan gue melotot melihat apa yang
dipakai Jasmine. Celana dalemnya sepasang sama
behanya, cuma bertali tipissssss, dihias koin2 emas
juga, dan belakangnya model G-string, yang cuma tali
doang, koin emasnya berhenti persis dibelahan
pantatnya yang bulat. Penutup depannya mini,
transparan juga, dan si Jasmine mencukur semua bulu
jembutnya hingga belahan memeknya terlihat menantang
dibalik secarik kain transparan itu.

Lalu ia mendekatiku, dan mulai menari lagi persis
depanku. Pinggulnya naik turun, menggodaku, karena
sekarang kelihatan sekali kewanitaanya yang menantang.
Tiap kali ia berputar kelihatan pantatnya yang seksi,
bulat bergoyang. Koin2 emas bergermerincing. Ini pasti
khusus untukku seorang. Gue belum pernah lihat tari
perut, tapi pasti tidak hampir telanjang begini yang
nari. Rasanya seperti sultan sehari aja gue ini.

Lalu gerakan Jasmine makin cepat, makin cepat,
seluruh tubuhnya bergetar, dan toketnya seakan
terlempar-lempar ke kiri kanan, pinggulnya naik turun
dengan cepat sekali Ia mulai menekuk lututnya, makin
rendah,makin rendah, masih bergoyang cepat, dan
dipuncak tarian itu ia jatuh menyembah dihadapanku,
jemarinya menyentuh kakiku. Dan musik berhenti.

Gue tak tahan lagi dan langsung menyergap tubuhnya,
menindihnya, kita bergumul ditumpukan bantal diiringi
alunan musik lembut. Kubantu ia melepas celana
dalamnya, biar nggak robek, katanya. Gue melarang
Jasmine mencopot behanya. Seksi sih kelihatan putting
susunya dibalik kain itu. Kusentuh, kugosok2 pelan
dengan jari2ku, sambil terus mencumbu bibirnya.
Jasmine mengerang. Tangannya mengerayangi tubuhku,
membantuku melepas bajuku satu demi satu sampai
telanjang. Kontolku udah kaku dan bergetar menahan
rasa. Tapi gue sengaja nggak langsung mengentotnya.
Gue pengen denger dia memohon-mohon.

Kuteruskan mengulum bibirnya, tanganku terus merabai
puncak2 toketnya yang gede, sesekali meremas pelan,
sesekali meremas kuat2 sampai ia merintih dan
berontak. Kuelus perutnya yang putih mulus,
pinggangnya. Ciumanku turun ke bawah, ke lehernya yang
jenjang dihiasi kalung2 emas. Kutiup pelan toketnya,
kupijit2 putting susunya. Lalu tanganku yang satunya
meraba2 memeknya yang telanjang tanpa bulu itu. Dia
sudah basah sekali.

Jari2ku menyentuh klitorisnya yang sudah membengkak
terangsang. Jasmine mendesah, mengerang makin kuat.
„Sshhh…..“ kataku mencoba menenangkan. Telunjukku
kumasukkan ke memeknya, berputar2 disitu, lalu
kumasukkan juga jari tengahku. Jasmine mengerang makin
hebat, pinggulnya naik memaksa jariku masuk makin
dalam.
Gue tertawa melihatnya makin meronta menahan
rangsangan.

„Ayo dong, Ndi… ayo… uh… ah…..ahhhh…..,“ ceracaunya
sambil mengelinjang…. Keringat mulai membasahi
tubuhnya, membuatnya mengkilap seksi..
„Hm….?,“kataku santai sambil menggosok2 klitorisnya
dan menusuk2kan jari2ku kedalam memeknya. Dia sudah
dekat sekali, sebentar lagi orgasmenya pasti sampai.
„Oh…oh… Ndi….Ndi… masukkan.. kontolmu..
Ndi….oh…….,“katanya terbata-bata.
Saat kutahu dia akan orgasme, dengan bengis kuhentikan
rangsangan di memeknya. Dan kembali kucium bibirnya.
Ia menjerit kecewa. Kuraba toketnya lagi…
„Bilang apa..??“ kataku.
„Oh… kau kejam Ndi… kau mau aku memohon..oh…“ katanya
terengah-engah..
„Ya, sayang… ayo…bilang…“kataku sambil terus memijat
toketnya.
„Oh…a…yo…entot aku, Ndi… pleaseeeeeeee…. Oh.. aku tak
tahan lagi…. Oh…. Memekku serasa terbakar
Ndi…“bisiknya. „Sekarang, Ndi… aku mohon… oh… „

Kuselipkan salah satu bantal dibawah pantatnya,
membuat posisi memeknya mendongak keatas. Dan dengan
satu tusukan keras gue masukin seluruh kontolku
dedalam memeknya yang rapat.
„Aaaaahhhhhhhhh!!!!!,“jeritnya sambil kakinya
melingkari pinggangku.
Aku mulai menusuk-nusukkan kontolku, keluar masuk
lembut empat kali, lalu kuhentakkan pinggulku
sekuat2nya sekali, terus begitu, lembut, keras,
lembut, lembut, keras.. keras sampai menyentuh dasar
rahimnya. Dan Jasmine mengerang, menjerit, dan
menghentak2kan pinggulnya serirama denganku. Kita
ngentot begini selama 20 menit..

„Ohhhhhhhhhhhh…. Ndi….. ohhhh…nikmatnya…oh… jangan
berhenti…“ katanya disela2 permainan kami.
„Uh…. Hhh….“
Kucabut kontolku dari memeknya. Kubalikkan dia,
sekarang tengkurap.
„Sini, sayang… ayo… nungging yang tinggi
untukku..“kataku makin bernafsu. Ini posisi favorit
gue, Jasmine terlihat pasrah sekali dalam posisi ini.
Pantatnya yang bulat menantang, dan kalau dirumahku,
kutaruh cermin besar didepannya, biar gue bisa liat
ekspresi mukanya dalam keadaan terangsang, saat
kusodok2 dari belakang.

Setelah berdogi beberapa saat, kita ganti posisi lagi.
Sekarang Jasmine terlentang, dengan bantal2 dibawah
punggungnya. Kakinya kuangkat hingga bersandar di
pundakku. Tanganku kutumpu dikiri kanan lehernya,
dalam posisi ini Jasmine juga tak bisa bergerak, tak
kuasa menghindari hantaman2 kontolku di memeknya. Dan
karena pahanya merapat, memeknya terasa makin sempit
buatku. Ia cuma bisa mengerang2 nikmat.

Dan kemudian gue ngerasa kontol gue makin kenceng, aku
hampir sampai. Dan kebiasaanku adalah menghujamkan
kontolku sedalam2nya, ini menyebabkan si Jasmine
orgasme juga, karena kontolku menghantam dasar
rahimnya.

„Aaaaaaaaaahhhhhhhhh… Ndi…… aku sampaiiiiiiiiiiiii,
ohhhhhhhhhh……..“jeritnya melengking. Otot2 memeknya
mencengkram kontolku. Tubuhnya bergetar kuat. Kukunya
terasa mencakar punggungku. Aku makin asyik
menghujamkan kontolku kedalam memeknya, lagi dan lagi
dan lagi dan lagi… Sampai akhirnya gue nggak kuat
lagi, dan…
„Ahhhhhhh……….“ teriakku sambil menyemprotkan spermaku
ke dalam memeknya. Karena udah terangsang dalam waktu
yang lama, maniku kali ini banyak sekali. Kira2 lima
semprotan ke dalam memeknya. Rasanya energiku
terkuras.

„You animal….“ kata Jasmine sambil tersenyum lembut.
Aku terbaring diatasnya. „Happy Birthday, Andie….“
Bisiknya mesra.
„Hm… makasih sekali, cintaku,“ kataku sambil mencium
bibirnya.
Tak lama kita tertidur di ranjang hotel itu. Hari
sudah malam saat kita bangun. Kita lalu mandi busa,
ngentot lagi sebentar di bak mandi marmer itu. Lalu
tidur lagi, di tengah malam kurasakan kontolku naik
lagi. Berkat masakan si Jasmine ya…. Gue kerjain lagi
si Jasmine sampai terampun-ampun. Habis itu baru aku
tidur lelap sampai pagi.
Ulang tahun paling berkesan seumur hidupku.

What next?

You can also bookmark this post using your favorite bookmarking service:

Related Posts by Categories



News