10 April 2008
Pengalamanku Bersama Tante Ken
0 komentarKisah ini terjadi kurang lebih setahun yang lalu. Tepatnya awal bulan mei 2003. Panggil saja namaafbvku Roni. Usiaku saat ini 27 tahun. Dikampungku ada seorang janda berusia 46 tahun, namanya panggi [17tahun2.com] l aja Tente Ken. Meski usianya sudah kepala empat dan sudah punya 3 orang anak yang sudah besar-biufpstesar, namun tubuhnya masih tetap tampak bagus dan terawat. Tante Ken mempunyai wajah yang cantik dcjxeydengan rambut sebahu. Kulitnya putih bersih. Selain itu yang membuatku selama ini terpesona adalaasgvxh payudara tante Ken yang luar biasa montok. Perkiraanku payudaranya berukuran 36C. Ditambah lagixhdqgl pinggul aduhai yang dimiliki oleh janda cantik itu. Bodi tante Ken yang indah itulah yang membuaawnzbhtku tak dapat menahan birahiku dan selalu berangan-angan bisa menikmati tubuhnya yang padat berisovnebyi. Setiap melakukan onani, wajah dan tubuh tetanggaku itu selalu menjadi inspirasiku.
Pagi itufoxn jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankafcagvn pelan keluar dari gerbang rumah. Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendqtvdsirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh w [17tahun2.com] anita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat ja [17tahun2.com] ntungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Ken. Bersamaan deymzinngan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngacenfvpksog berat.
Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tantemyhv Ken.
"Eh tante Ken. Mau kemana tante?", sapaku.
Tante Ken agak kaget mendengar suaraku. Taekobaupi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.
"Ehm.. Kamu Ron. Tante mau ke kantorfkevq. Kamu mau ke kampus?", tante Ken balik bertanya.
"Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu pecmgimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi", kataku sambil [17tahun2.com] menawarkan jasa dan berharap tante Ken tidak menolak ajakanku.
"Nggak usah deh, nanti kamu terlaknommbat sampai kampus lho."
Suara tante Ken yang empuk dan lembut sesaat membuat penisku semakin vkwjqymenegang.
"Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat", kataku sambil mazalgietaku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjchvgwpang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yadgiojng lekukannya tampak jelas.
"Benar nih Roni mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah trkjzicante bonceng kamu", kata tante Ken sambil melangkahkan kakinya diboncengan.
Aku sempat agak teljiortrkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu. Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan kartgiavdena punggungku bisa sesekali merasakan
empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Atndxerpalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempe [17tahun2.com] l di punggungku. Pagi itu tante Ken aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampuzcmvrps dengan perasaan senang.
Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon dixmrg sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut s [17tahun2.com] eorang wanita.
"Bisa bicara dengan Roni?"
"Iya saya sendiri?", jawabku masih dengan tanda tan [17tahun2.com] ya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
"Selamat pagi Roni. Ini tante Ken!", aku benar-be [17tahun2.com] nar kaget bercampur aduk.
"Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa skanvgaya bantu tante?", kataku agak gugup.
"Pagi ini kamu ada acara nggak Ron? Kalau nggak ada acara [17tahun2.com] datang ke rumah tante ya. Bisa kan?", pinta tante Keny dari ujung telepon.
"Eh.. Dengan senang hyxtjhati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante", jawabku. Kemudian sambil secara rerbcxyflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Ken.
"Baiklahlfgx kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Roni.. Sampai nanti!" Suara lembut tante Ken yang bagiku smnhdangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.
Pagi itu aku benar-benar senang rtvhmendengar permintaan tante Ken untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Semejhgfintara tanganku masih saja mengelus-elus penisku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkpfathan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Ken. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera legjsaja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani menggunakan boneka didol montok yang aku beli beberfaqteapa bulan yang lalu.
Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Ken yang sudah telanjanghlpm bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyut dan diremas. Mulut dan tanganku sluxyegera menyapu seluruh tubuh boneka itu.
"Tante... Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok seka [17tahun2.com] li tante. Aaah.. Ehs.. Ah", mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Ken.
oech Karena sudah tidak tahan lagi, segera saja batang penisku, kumasukkan ke dalam vagina didol itu. [17tahun2.com] Aku mulai melakukan gerakan naik turun sambil mendekap erat dan menciumi bibir boneka yang aku uqifzmpamakan sebagai tante Ken itu dengan penuh nafsu.
"Ehm.. Ehs.. Nikmat sekali sayang.."
Kontomfxalku semakin aku kayuh dengan cepat.
"Tante.. Nikmat sekali memekmu. Aaah.. Punyaku mau keluar saakysyang..", mulutku meracau ngomong sendiri.
Akhirnya tak lama kemudian penisku menyemburkan cairzxmoelan putih kental ke dalam lubang vagina boneka itu. Lemas sudah tubuhku. Setelah beristirahat sejecluzenak, aku kemudian segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan kontol dan tubuhku.
Jarum jam [17tahun2.com] sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.
"Nah, sekaran [17tahun2.com] g saatnya berangkat ke tempat tante Ken. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu darmewcxvi dekat sayang", gumamku dalam hati.
Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Ken yang hanya berakfhrjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunyfumyna.
"Ya, sebentar", sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Ken.
Se [17tahun2.com] telah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Ken yang aduhai dan berd [17tahun2.com] iri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos rzceiketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah. Sehingga nampak jelas belahan yabjpqkng membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Ken kemudian mengajakku masukznomi ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apvwshna yang dilakukan janda itu.
"Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala? [17tahun2.com] ", tanyaku penasaran.
Senyuman indah dari bibir sensual tante Ken mengembang sesaat mendengar rtfylpertanyaanku.
"Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrmbsonholnya sambil nonton TV", jawab tante Ken seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.
[17tahun2.com]
Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi penisku tegang karena terangsang oleh penampilan taczgnnte Ken. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diaj [17tahun2.com] ak kompromi karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal bezlfbsusar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudxbcnian duduk berdampingan.
"Ayo Ron diminum dulu sirupnya", kata tante padaku.
Aku kemudian mengqprgazambil gelas dan meminumnya.
"Ron. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?", tanya cthzlgtante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
"plysEhm.. Eng.. Nggak tante", jawabku.
"Tante sebenarnya butuh teman ngobrol. Maklumlah anak-anak tazrhointe sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. stlhmJadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian. Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol t [17tahun2.com] ante? Nggak harus setiap hari kok..!", kata tente Ken seperti mengiba.
Dalam hati aku senang kphudarena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk mdnzclvenikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.
"Kalau sekirkfroanya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar kxergusaja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok."
Tante tersenyum mendengar jawabanvewjzqku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV. Enjoi sekalsbvrqi. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan-anganku semakin melayang jauh.
rizny
"Ron, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?", tanya tante Ken yandglmxjg kali ini sedikit manja.
"Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin [17tahun2.com] ", jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin melonuwniscat dari kaos yang menutupinya.
Mata Tante Ken terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, [17tahun2.com] meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.
ptves
"Kalau panas dilepas aja ya Ron, biar cepet adem", kata tante Ken sembari membuka satu-persatu lhavkjkancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada...
Aku saat itu benar-benar kaget luycdengan apa yang dilakukan tante padaku. Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tamba [17tahun2.com] h terheran-heran lagi dengan sikap tente Ken pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kafemaos ketatnya.
"Ron, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..", pinta tante Kegmdtcjn dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.
Dengan sedikit gemetaran karena tak menreapfgyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Ken.hjofgk Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan penisku semakin tegang mewrafymbesar serta jantung berdetak kencang. Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku [17tahun2.com] , tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.
"imzhKenapa Ron. Kok tiba-tiba diam?", tanya tante Ken padaku.
"E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante", jaburdwabku spontan sambil menundukkan kepala.
"Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedogwvbfang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Roni sebenarnya sudah lama pingin vsziohini tante kan?" kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua dwvafobuah dadanya yang montok.
"Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..", aku seperti tak mampu menyelesaikan kaxtpflta-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Ken semakin merapat ke tubuhku.
"Ron.. Remas susuku cljfini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati fldnbjkehangatan dari seorang laki-laki", rajuk tante Ken sembari menuntun tanganku meremas payudara moowqzntoknya.
Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuuydiock menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yapaefzvng membara, susu tante Ken aku remas-remas. Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesryhtcbqa penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berduwgdca sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh. Permaianan kami semakin panas. Setelah putmedaas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya.
gfvbdz"Uuhh... Aah..." Tante Ken mendesah-desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yanczeig berbentuk dadu.
Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. [17tahun2.com] Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante Ken menggelinjang merasakan kenikmatan. Semhtlajentara tangan kananku mulai menggerayangi "vagina" yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir va [17tahun2.com] gina tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.
"Rohqpboxn.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasilah tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu", suarvlmra itu keluar dari bibir janda montok itu.
Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik mentcdwuikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain-main dengan payudaranya mulutku mulai kubawaytich ke bawah menuju vagina tante Ken yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai meovwlhnyapu vagina yang sudah basah oleh cairan.
Aku sudah tudak sabar lagi. Batang penisku yang sudenwqcah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan vagina janda cantik nan montok itu. Aweydnakhirnya, perlahan kumasukkan batang penisku ke celah-celah vagina. Sementara tangan tante membantampfuu menuntun tongkatku masuk ke jalannya. Kutekan perlahan dan...
"Aaah...", suara itu keluar daoskupjri mulut tante Ken setelah penisku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya.
Kupompa penisku nkvtcdengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante ya [17tahun2.com] ng sudah semakin panas birahinya.
"Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.mzoekg. Nik.. Mat..", tante Ken mulai menikmati permainan itu.
Aku terus mengayuh penisku sambil mulbhjkcutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku mezovbrasa sudah hampir
tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.
cjmawh
"Tante.. Punyaku sudah mau keluar.."
"Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. wtrquzAaach..", akhirnya tante Ken tidak tahan lagi.
Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara h [17tahun2.com] ampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hinggadvlhg kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.
"Terima kasih Roni. Tante puas denwgjtgan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?", tanya beli [17tahun2.com] au padaku.
Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang.
"Aku sangat senanhiolpg tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku beraafpgngan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini"
Tante Ken tersenyum senang mendengar jacdnewabanku.
"Roni sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh teibyuante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin... Roni temani tantejymb ya.", kata tante Ken kemudian.
Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Dan kami pun mulai slwfdsaling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bkvcoisa aku lupakan. Karena angan-anganku untuk bisa bercinta dengan tante Ken dapat terwujud menjaditrwp kenyataan. Sampai saat ini aku dan tante Ken masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbaga [17tahun2.com] i variasi. Dan kami sangat bahagia.wtruzl
Tamat
Pagi itufoxn jam sudah menunjukan angka tujuh. Aku sudah bersiap untuk berangkat ke kampus. Motor aku jalankafcagvn pelan keluar dari gerbang rumah. Dikejauhan aku melihat sosok seorang wanita yang berjalan sendqtvdsirian. Mataku secara reflek terus mengikuti wanita itu. Maklum aja, aku terpesona melihat tubuh w [17tahun2.com] anita itu yang menurutku aduhai, meskipun dari belakang. Pinggul dan pantatnya sungguh membuat ja [17tahun2.com] ntungku berdesir. Saat itu aku hanya menduga-duga kalau wanita itu adalah tante Ken. Bersamaan deymzinngan itu, celanaku mulai agak sesak karena kontolku mulai tidak bisa diajak kompromi alias ngacenfvpksog berat.
Perlahan-lahan motor aku arahkan agak mendekat agar yakin bahwa wanita itu adalah tantemyhv Ken.
"Eh tante Ken. Mau kemana tante?", sapaku.
Tante Ken agak kaget mendengar suaraku. Taekobaupi beliau kemudian tersenyum manis dan membalas sapaanku.
"Ehm.. Kamu Ron. Tante mau ke kantorfkevq. Kamu mau ke kampus?", tante Ken balik bertanya.
"Iya nih tante. Masuk jam delapan. Kalau gitu pecmgimana kalau tante saya anter dulu ke kantor? Kebetulan saya bawa helm satu lagi", kataku sambil [17tahun2.com] menawarkan jasa dan berharap tante Ken tidak menolak ajakanku.
"Nggak usah deh, nanti kamu terlaknommbat sampai kampus lho."
Suara tante Ken yang empuk dan lembut sesaat membuat penisku semakin vkwjqymenegang.
"Nggak apa-apa kok tante. Lagian kampus saya kan sebenarnya dekat", kataku sambil mazalgietaku selalu mencuri pandang ke seluruh tubuhnya yang pagi itu mengenakkan bletzer dan celana panjchvgwpang. Meski tertutup oleh pakaian yang rapi, tapi aku tetap bisa melihat kemontokan payudaranya yadgiojng lekukannya tampak jelas.
"Benar nih Roni mau nganterin tante ke kantor? Kalau gitu bolehlah trkjzicante bonceng kamu", kata tante Ken sambil melangkahkan kakinya diboncengan.
Aku sempat agak teljiortrkejut karena cara membonceng tante yang seperti itu. Tapi bagaimanapun aku tetap diuntungkan kartgiavdena punggungku bisa sesekali merasakan
empuknya payudara tante yang memang sangat aku kagumi. Atndxerpalagi ketika melewati gundukan yang ada di jalan, rasanya buah dada tante semakin tambah menempe [17tahun2.com] l di punggungku. Pagi itu tante Ken aku anter sampai ke kantornya. Dan aku segera menuju ke kampuzcmvrps dengan perasaan senang.
Waktu itu hari sabtu. Kebetulan kuliahku libur. Tiba-tiba telepon dixmrg sebelah tempat tidurku berdering. Segera saja aku angkat. Dari seberang terdengar suara lembut s [17tahun2.com] eorang wanita.
"Bisa bicara dengan Roni?"
"Iya saya sendiri?", jawabku masih dengan tanda tan [17tahun2.com] ya karena merasa asing dengan suara ditelepon.
"Selamat pagi Roni. Ini tante Ken!", aku benar-be [17tahun2.com] nar kaget bercampur aduk.
"Se.. Selamat.. Pa.. Gi tante. Wah tumben nelpon saya. Ada yang bisa skanvgaya bantu tante?", kataku agak gugup.
"Pagi ini kamu ada acara nggak Ron? Kalau nggak ada acara [17tahun2.com] datang ke rumah tante ya. Bisa kan?", pinta tante Keny dari ujung telepon.
"Eh.. Dengan senang hyxtjhati tante. Nanti sehabis mandi saya langsung ke tempat tante", jawabku. Kemudian sambil secara rerbcxyflek tangan kiriku memegang kontolku yang mulai membesar karena membayangkan tante Ken.
"Baiklahlfgx kalau begitu. Aku tunggu ya. Met pagi Roni.. Sampai nanti!" Suara lembut tante Ken yang bagiku smnhdangat menggairahkan itu akhirnya hilang diujung tepelon sana.
Pagi itu aku benar-benar senang rtvhmendengar permintaan tante Ken untuk datang ke rumahnya. Dan pikiranku nglantur kemana-mana. Semejhgfintara tanganku masih saja mengelus-elus penisku yang makin lama, makin membesar sambil membayangkpfathan jika yang memegang kontolku itu adalah tante Ken. Karena hasratku sudah menggebu, maka segera legjsaja aku lampiaskan birahiku itu dengan onani menggunakan boneka didol montok yang aku beli beberfaqteapa bulan yang lalu.
Aku bayangkan aku sedang bersetubuh dengan tante Ken yang sudah telanjanghlpm bulat sehingga payudaranya yang montok menunggu untuk dikenyut dan diremas. Mulut dan tanganku sluxyegera menyapu seluruh tubuh boneka itu.
"Tante... Tubuhmu indah sekali. Payudaramu montok seka [17tahun2.com] li tante. Aaah.. Ehs.. Ah", mulutku mulai merancau membayangkan nikmatnya ML dengan tante Ken.
oech Karena sudah tidak tahan lagi, segera saja batang penisku, kumasukkan ke dalam vagina didol itu. [17tahun2.com] Aku mulai melakukan gerakan naik turun sambil mendekap erat dan menciumi bibir boneka yang aku uqifzmpamakan sebagai tante Ken itu dengan penuh nafsu.
"Ehm.. Ehs.. Nikmat sekali sayang.."
Kontomfxalku semakin aku kayuh dengan cepat.
"Tante.. Nikmat sekali memekmu. Aaah.. Punyaku mau keluar saakysyang..", mulutku meracau ngomong sendiri.
Akhirnya tak lama kemudian penisku menyemburkan cairzxmoelan putih kental ke dalam lubang vagina boneka itu. Lemas sudah tubuhku. Setelah beristirahat sejecluzenak, aku kemudian segera menuju ke kamar mandi untuk membersihkan kontol dan tubuhku.
Jarum jam [17tahun2.com] sudah menunjuk ke angka 8 lebih 30 menit. Aku sudah selesai mandi dan berdandan.
"Nah, sekaran [17tahun2.com] g saatnya berangkat ke tempat tante Ken. Aku sudah nggak tahan pingin lihat kemolekan tubuhmu darmewcxvi dekat sayang", gumamku dalam hati.
Kulangkahkan kakiku menuju rumah tante Ken yang hanya berakfhrjarak 100 meter aja dari rumahku. Sampai di rumah janda montok itu, segera saja aku ketuk pintunyfumyna.
"Ya, sebentar", sahut suara seorang wanita dari dalam yang tak lain adalah tante Ken.
Se [17tahun2.com] telah pintu dibuka, mataku benar-benar dimanja oleh tampilan sosok tante Ken yang aduhai dan berd [17tahun2.com] iri persis di hadapanku. Pagi itu tante mengenakan celana street hitam dipadu dengan atasan kaos rzceiketat berwarna merah dengan belahan lehernya yang agak ke bawah. Sehingga nampak jelas belahan yabjpqkng membatasi kedua payudaranya yang memang montok luar biasa. Tante Ken kemudian mengajakku masukznomi ke dalam rumahnya dan menutup serta mengunci pintu kamar tamu. Aku sempat dibuat heran dengan apvwshna yang dilakukan janda itu.
"Ada apa sih tante, kok pintunya harus ditutup dan dikunci segala? [17tahun2.com] ", tanyaku penasaran.
Senyuman indah dari bibir sensual tante Ken mengembang sesaat mendengar rtfylpertanyaanku.
"Oh, biar aman aja. Kan aku mau ajak kamu ke kamar tengah biar lebih rilek ngobrmbsonholnya sambil nonton TV", jawab tante Ken seraya menggandeng tanganku mengajak ke ruangan tengah.
[17tahun2.com]
Sebenarnya sudah sejak di depan pintu tadi penisku tegang karena terangsang oleh penampilan taczgnnte Ken. Malahan kali ini tangan halusnya menggenggam tanganku, sehingga kontolku nggak bisa diaj [17tahun2.com] ak kompromi karena semakin besar aja. Di ruang tengah terhampar karpet biru dan ada dua bantal bezlfbsusar diatasnya. Sementara diatas meja sudah disediakan minuman es sirup berwarna merah. Kami kemudxbcnian duduk berdampingan.
"Ayo Ron diminum dulu sirupnya", kata tante padaku.
Aku kemudian mengqprgazambil gelas dan meminumnya.
"Ron. Kamu tahu nggak kenapa aku minta kamu datang ke sini?", tanya cthzlgtante Ken sambil tangan kanan beliau memegang pahaku hingga membuatku terkejut dan agak gugup.
"plysEhm.. Eng.. Nggak tante", jawabku.
"Tante sebenarnya butuh teman ngobrol. Maklumlah anak-anak tazrhointe sudah jarang sekali pulang karena kerja mereka di luar kota dan harus sering menetap disana. stlhmJadinya ya.. Kamu tahu sendiri kan, tante kesepian. Kira-kira kamu mau nggak jadi teman ngobrol t [17tahun2.com] ante? Nggak harus setiap hari kok..!", kata tente Ken seperti mengiba.
Dalam hati aku senang kphudarena kesempatan untuk bertemu dan berdekatan dengan tante akan terbuka luas. Angan-angan untuk mdnzclvenikmati pemandangan indah dari tubuh janda itu pun tentu akan menjadi kenyataan.
"Kalau sekirkfroanya saya dibutuhkan, ya boleh-boleh aja tante. Justru saya senang bisa ngobrol sama tante. Biar kxergusaja juga ada teman. Bahkan setiap hari juga nggak apa kok."
Tante tersenyum mendengar jawabanvewjzqku. Akhirnya kami berdua mulai ngobrol tentang apa saja sambil menikmati acara di TV. Enjoi sekalsbvrqi. Apalagi bau wangi yang menguar dari tubuh tante membuat angan-anganku semakin melayang jauh.
rizny
"Ron, udara hari ini panas ya? Tante kepanasan nih. Kamu kepanasan nggak?", tanya tante Ken yandglmxjg kali ini sedikit manja.
"Ehm.. Iya tante. Panas banget. Padahal kipas anginnya sudah dihidupin [17tahun2.com] ", jawabku sambil sesekali mataku melirik buah dada tante yang agak menyembul, seakan ingin melonuwniscat dari kaos yang menutupinya.
Mata Tante Ken terus menatapku hingga membuatku sedikit grogi, [17tahun2.com] meski sebenarnya birahiku sedang menanjak. Tanpa kuduga, tangan tante memegang kancing bajuku.
ptves
"Kalau panas dilepas aja ya Ron, biar cepet adem", kata tante Ken sembari membuka satu-persatu lhavkjkancing bajuku, dan melepaskannya hingga aku telanjang dada...
Aku saat itu benar-benar kaget luycdengan apa yang dilakukan tante padaku. Dan aku pun hanya bisa diam terbengong-bengong. Aku tamba [17tahun2.com] h terheran-heran lagi dengan sikap tente Ken pagi itu yang memintaku untuk membantu melepaskan kafemaos ketatnya.
"Ron, tolongin tante dong. Lepasin kaos tante. Habis panas sih..", pinta tante Kegmdtcjn dengan suara yang manja tapi terkesan menggairahkan.
Dengan sedikit gemetaran karena tak menreapfgyangka akan pengalaman nyataku ini, aku lepas kaos ketat berwarna merah itu dari tubuh tante Ken.hjofgk Dan apa yang berikutnya aku lihat sungguh membuat darahku berdesir dan penisku semakin tegang mewrafymbesar serta jantung berdetak kencang. Payudara tante Ken yang besar tampak nyata di depan mataku [17tahun2.com] , tanpa terbungkus kutang. Dua gunung indah milik janda itu tampak kencang dan padat sekali.
"imzhKenapa Ron. Kok tiba-tiba diam?", tanya tante Ken padaku.
"E.. Em.. Nggak apa-apa kok tante", jaburdwabku spontan sambil menundukkan kepala.
"Ala.. enggak usah pura-pura. Aku tahu kok apa yang sedogwvbfang kamu pikirkan selama ini. Tante sering memperhatikan kamu. Roni sebenarnya sudah lama pingin vsziohini tante kan?" kata tante sambil meraih kedua tanganku dan meletakkan telapak tanganku di kedua dwvafobuah dadanya yang montok.
"Ehm.. Tante.. Sa.. Ya.. Ee..", aku seperti tak mampu menyelesaikan kaxtpflta-kataku karena gugup. Apalagi tubuh tante Ken semakin merapat ke tubuhku.
"Ron.. Remas susuku cljfini sayang. Ehm.. Lakukan sesukamu. Nggak usah takut-takut sayang. Aku sudah lama ingin menimati fldnbjkehangatan dari seorang laki-laki", rajuk tante Ken sembari menuntun tanganku meremas payudara moowqzntoknya.
Sementara kegugupanku sudah mulai dapat dikuasai. Aku semakin memberanikan diri untuuydiock menikmati kesempatan langka yang selama ini hanya ada dalam angan-anganku saja. Dengan nafsu yapaefzvng membara, susu tante Ken aku remas-remas. Sementara bibirku dan bibirnya saling berpagutan mesryhtcbqa penuh gairah. Entah kapan celanaku dan celana tante lepas, yang pasti saat itu tubuh kami berduwgdca sudah polos tanpa selembar kainpun menempel di tubuh. Permaianan kami semakin panas. Setelah putmedaas memagut bibir tante, mulutku seperti sudah nggak sabar untuk menikmati payudara montoknya.
gfvbdz"Uuhh... Aah..." Tante Ken mendesah-desah tatkala lidahku menjilat-jilat ujung puting susunya yanczeig berbentuk dadu.
Aku permainkan puting susu yang munjung dan menggiurkan itu dengan bebasnya. [17tahun2.com] Sekali-kali putingnya aku gigit hingga membuat Tante Ken menggelinjang merasakan kenikmatan. Semhtlajentara tangan kananku mulai menggerayangi "vagina" yang sudah mulai basah. Aku usap-usap bibir va [17tahun2.com] gina tante dengan lembut hingga desahan-desahan menggairahkan semakin keras dari bibirnya.
"Rohqpboxn.. Nik.. Maat.. Sekali sa.. Yaang.. Uuuhh.. Puasilah tante sayang.. Tubuhku adalah milikmu", suarvlmra itu keluar dari bibir janda montok itu.
Aku menghiraukan ucapan tante karena sedang asyik mentcdwuikmati tubuh moleknya. Perlahan setelah puas bermain-main dengan payudaranya mulutku mulai kubawaytich ke bawah menuju vagina tante Ken yang bersih terawat tanpa bulu. Dengan leluasa lidahku mulai meovwlhnyapu vagina yang sudah basah oleh cairan.
Aku sudah tudak sabar lagi. Batang penisku yang sudenwqcah sedari tadi tegak berdiri ingin sekali merasakan jepitan vagina janda cantik nan montok itu. Aweydnakhirnya, perlahan kumasukkan batang penisku ke celah-celah vagina. Sementara tangan tante membantampfuu menuntun tongkatku masuk ke jalannya. Kutekan perlahan dan...
"Aaah...", suara itu keluar daoskupjri mulut tante Ken setelah penisku berhasil masuk ke dalam liang senggamanya.
Kupompa penisku nkvtcdengan gerakan naik turun. Desahan dan erangan yang menggairahkanpun meluncur dari mulut tante ya [17tahun2.com] ng sudah semakin panas birahinya.
"Aach.. Ach.. Aah.. Terus sayang.. Lebih dalam.. Lagi.. Aah.mzoekg. Nik.. Mat..", tante Ken mulai menikmati permainan itu.
Aku terus mengayuh penisku sambil mulbhjkcutku melumat habis kedua buah dadanya yang montok. Mungkin sudah 20 menitan kami bergumul. Aku mezovbrasa sudah hampir
tidak tahan lagi. Batang kemaluanku sudah nyaris menyemprotkan cairan sperma.
cjmawh
"Tante.. Punyaku sudah mau keluar.."
"Tahan seb.. Bentar sayang.. Aku jug.. A.. Mau sampai.. wtrquzAaach..", akhirnya tante Ken tidak tahan lagi.
Kamipun mengeluarkan cairan kenikmatan secara h [17tahun2.com] ampir bersamaan. Banyak sekali air mani yang aku semprotkan ke dalam liang senggama tante, hinggadvlhg kemudian kami kecapekan dan berbaring di atas karpet biru.
"Terima kasih Roni. Tante puas denwgjtgan permainan ini. Kamu benar-benar jantan. Kamu nggak nyeselkan tidur dengan tante?", tanya beli [17tahun2.com] au padaku.
Aku tersenyum sambil mencium kening janda itu dengan penuh sayang.
"Aku sangat senanhiolpg tante. Tidak kusangka tante memberikan kenikmatan ini padaku. Karena sudah lama sekali aku beraafpgngan-angan bisa menikmati tubuh tante yang montok ini"
Tante Ken tersenyum senang mendengar jacdnewabanku.
"Roni sayang. Mulai saat ini kamu boleh tidur dengan tante kapan saja, karena tubuh teibyuante sekarang adalah milikmu. Tapi kamu juga janji lho. Kalau tante kepingin... Roni temani tantejymb ya.", kata tante Ken kemudian.
Aku tersenyum dan mengangguk tanda setuju. Dan kami pun mulai slwfdsaling merangsang dan bercinta untuk yang kedua kalinya. Hari itu adalah hari yang tidak pernah bkvcoisa aku lupakan. Karena angan-anganku untuk bisa bercinta dengan tante Ken dapat terwujud menjaditrwp kenyataan. Sampai saat ini aku dan tante Ken masih selalu melakukan aktivitas sex dengan berbaga [17tahun2.com] i variasi. Dan kami sangat bahagia.wtruzl
Tamat
0 komentar: to “ Pengalamanku Bersama Tante Ken ”
Posting Komentar